POSTS SLIDER

I'm writing about...

Pengalaman Khitan Bayi 6 bulan

Halo temans apa kabar semuanya? punya kabar gembira apa temans? kalau saya Alhamdulilah punya kabar gembira, akhirnya saya telah meng-khitan baby Rayi pada tanggal 05 oktober 2018 silam. 

Keputusan saya untuk meng-khitan itu sudah tercetus sejak baby Rayi lahir, jika saya ingin Rayi sudah dikhitan sedari bayi. Namun saat itu ternyata kondisi fisik saya pasca melahirkan secara sesar tak memungkinkan dan juga tidak diperbolehkan oleh beberapa orang terdekat dengan alasan KASIHAN MASIH BAYI. 

Padahal pertimbangan saya sendiri juga didukung dari beberapa informasi yang pernah saya terima dan diperkuat saat saya melihat video ceramah Ustd Khalid Basalamah. Beliau meng-khitan anak lelakinya sedari bayi.

Pun di zaman Rasulullah SAW, bayi lelaki baru lahir segera dikhitan. Karena itu jauh lebih baik ia tidak akan merasa lebih sakit dibandingkan ketika sudah besar dikhitan. Dan juga menurut survey pertumbuhan fisik, mental apabila dikhitan dari bayi akan lebih baik. (demikian petikan ceramahnya).

Namun masalah ini juga menuai kontra katanya masalah trauma sakit ada yang mengatakan jika bayi juga bisa merekam di alam bawah sadarnya. Wallahualam karena kalau saya pribadi sih masa-masa bayi saya blank ga ingat sama sekali. 

Nah karenanya saya bersikukuh ingin sekali meng-khitan Rayi sedari bayi. Sebenarnya hal ini sempat ditunda-tunda juga karena beberapa alasan padahal saya sudah survey tempat khitan bayi di Cimahi.

pengalaman-khitan-bayi-6-bulan-di-Bandung

Khitan Bayi 6 Bulan Di Klinik Paramedika Bandung

Keinginan saya untuk khitan Rayi akhirnya terjawab, jadi minggu lalu Rayi tertular batuk pilek. Dahaknya begitu banyak. Karena belum bisa mengeluarkan dahak sendiri, Rayi mengeluarkan lewat PUP-nya dan terakhir pup-nya bercampur darah sedikit plus air pipisnya juga ada bercak darahnya.

Melihat hal tersebut, segera saya larikan ke DSA langganan Dr. Niken di RS. Mitra Kasih Cimahi. Saat pemeriksaan itulah, akhirnya saya mengetahui jika Rayi mesti segera disunat. DSA tidak memberitahukan istilahnya hanya berkata penisnya kecil sekali.

Sepulangnya dari dokter, saya bergegas menceritakan kepada akang suami. Akhirnya setuju untuk segera meng-khitan Rayi.

Berhubung tanggal 04 oktober tepat dimana Rayi akan MPASI, maka sekalian saja pada hari itu saya mengajukan cuti resmi dari kantor untuk melaksanakan khitan.

FYI yah temans, untuk khitan anak kita mendapatkan cuti resmi sebanyak 2 hari jadi cuti tahunan tidak akan terpotong. 
Saat kontrol dengan DSA, kami fokus menyembuhkan bapilnya Rayi. Jadi DSA tidak memberikan rujukan langsung untuk melakukan bedah di RS.

Akhirnya berbekal tanya sana sini plus juga sempat baca pengalaman khitan dari blogger Bandung Teh Mita, saya dan akang suami sepakat meng-khitan Rayi di Klinik Paramedika Bandung.

Sebelum datang ke klinik khitanan-nya, saya menghubungi terlebih dahulu customer servicenya untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan yang perlu saya lakukan sebelum mendaftar khitan disana.

Dengan kondisi Rayi masih cimit, maka CS menyarankan saya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter disana.

Konsultasi Khitan Dengan Dokter di Klinik Khitanan Paramedika Bandung

Kamis pagi setelah saya menyuapi Rayi untuk MPASI pertamanya, bergegas saya berangkat bersama akang suami ke klinik. 

Saya tiba disana pukul 07.45 wib, klinik masih sepi. Saya langsung mendaftarkan diri untuk ke pendaftaran untuk berkonsultasi dengan dokter.

Setelah itu saya diminta membayarkan Rp 50.000,- sebagai biaya pendaftaran konsultasi. FYI yah temans untuk semua proses pembayaran dilakukan di kasir yang ruangannya ada diluar.

Jadi dari meja pendaftaran saya keluar kembali untuk membayarkan uang pendaftaran dan menerima bukti pembayaran lalu kembali lagi ke meja pendaftaran guna mendapatkan nomer antrian.

Pagi itu ternyata saya mendapat antrian konsultasi nomer 1 namun tak lantas saya bisa langsung konsultasi karena konsultasi dibuka pukul 09.00 wib.

Sembari menunggu 1 jam lamanya, saya yang kala itu hanya berdua saja dengan Rayi menunggu di kursi duduk depan televisi. 

Tak terasa 1 jam menunggu, akhirnya saya dipanggil oleh dokter masuk ke ruang pemeriksaan. Saya lupa nama dokternya hehehe.

Saya diminta menidurkan Rayi untuk melihat kondisi penisnya, setelah dicek dokter langsung menyatakan Rayi terkena FIMOSIS.

Selanjutnya dokter menjelaskan tentang fimosis yakni kondisi dimana kulup melekat pada kepala penis. Sungguh waktu yang tepat bagi saya karena fimosis tidak bisa disepelekan. Menurut dokter bisa menyebabkan ISK hingga ginjal.

Tak berfikir lama, saya pun langsung memutuskan untuk segera meng-khitan Rayi. Saya juga bertanya bagaimana dengan kondisi Rayi yang masih 6 bulan apabila dikhitan secara dini.

Dokter mengatakan bahwa saat ini sudah banyak bayi yang dikhitan jadi tidak perlu khawatir. Nah semakin yakin saja saya dengan pernyataan dokter. Dokter pun merekomendasikan paket reguler dan vvip untuk khitan disini.

Serta menjelaskan tidak ada perbedaan kecuali jam khitan antara paket Reguler dan VVIP. Ya sudah saya pilih paket reguler saja.

Keluar dari ruangan dan mendapatkan diagnosa Fimosis, saya bergegas ke meja pendaftaran untuk mendaftarkan Rayi khitan esok harinya tanggal 05 oktober 2018. 

Berhubung remvong, admin pendaftaran membantu saya mengisi formulir pendaftaran dan segera saya bayarkan sejumlah uang ke kasir. 

Temans berikut rincian khitanan Rayi Paket Reguler di klinik Khitanan Paramedika Bandung :

1. Biaya Khitan             Rp 270.000,-
2. Biaya Konsultasi        Rp 150.000,-
3. Biaya Daftar Khitan  Rp 50.000,-
Total                              Rp 470.000,-

Wah saya ga menyangka biayanya semurah ini xixixi, sehabis membayar saya kembali lagi ke meja pendaftaran dan adminnya lalu meminta saya esok pagi pukul 04.30 wib sudah ada di klinik.

Khitanan Paket Reguler di Klinik Paramedika Bandung

pengalaman-khitan-bayi-usia-6-bulan

Tanggal 05 Oktober 2018, tepatnya hari jumat jam 04.00 wib saya ditemani akang suami, baby Rayi serta Neyna siap melakukan khitanan rayi.

Fikir saya jika hari itu tidak akan penuh apalagi hari kerja makanya saya dan akang suami santai.

Sesampainya disana pukul 04.20 wib ternyata sudah penuh sodara-sodara, kami dapat parkiran di luar klinik.

Di luar klinik sudah banyak sekali calon-calon yang dikhitan anak-anak sekitar usia 4-6 tahunan mengenakan baju gamis berpeci yang dikelilingi tak hanya orang tuanya akan tetapi rata-rata membawa sanak saudaranya.

Saya jadi merasa sepi cuman ada akang suami dan Neyna doang yang antar Rayi hahaha.

Selepas adzan subuh, barulah klinik dibuka. Kami yang sedari tadi menanti diluar berbondong-bondong masuk ke klinik.

MasyaAlloh sesak sekali ga sangka sepenuh ini, jadi pengen VVIP deh kalau liat keadaan begini :D.

Setelah dapat nomer antrian yang akan dipasangkan di baju masing-masing anak. Kami diminta naik ke lantai 3 mengenakan tangga padahal ada lift tapi justru hanya diperbolehkan naik tangga.

Buat yang ingin solat subuh ada mushola besar di lantai 1 namun bergiliran karena memang banyak sekali yang datang pagi itu.

Sampai di lantai 3, kami menanti panggilan. Saya rasa pagi itu ada sekitar 40-an anak deh yang hendak dikhitan soalna buanyaaak sekali. Dan hanya Rayi yang masih bayi selebihnya sudah pada gede.

Setelah dipanggil, anak akan diminta duduk dikursi tunggu depan ruangan tindakan. Pukul 05.05 wib nama Rayi dipanggil dan saya diminta menyerahkan Rayi ke suster. 

FYI nih buat khitan kelas reguler orang tua ga boleh ikut masuk, ga tau deh kalau kelas VVIP apakah orang tua boleh ikut menemani. Tapi katanya yang membedakan kelas VVIP dan reguler banyaknya anak yang dikhitan kalau reguler lebih banyak kalau VVIP sedikit dan bebas jamnya.

Saya mulai gelisah, karena ada beberapa anak yang menangis dan tangisannya kencang ketika ortunya menyerahkan kepada suster untuk masuk ke ruang tindakan. 

Saya lihat ada ibu yang ikutan nangis menanti keluarnya anak yang telah dikhitan. Di lantai 3 itu ada beberapa pintu. Jadi Rayi masuk lewat pintu paling ujung sebelah kanan keluar lewat pintu ujung sebelah kiri dekat tangga.

Saya menunggu sendirian pasalnya akang suami dan Neyna mengantri untuk ambil obat. Jadi makin dag dig dug aja ga karuan rasanya.

Tak berapa lama setelah masuk dipanggil, tepat pukul 05.18 wib, nama saya dipanggil dan Rayi sudah menangis dalam pangkuan perawat dengan mengenakan celana sunat.

Sebelum pergi, suster memberikan kertas bukti pembayaran yang digunakan untuk kontrol 3 hari kemudian.

Perawatan Pasca Khitan Untuk Bayi 6 bulan

Keluar dari ruang tindakan, Rayi menangis antara sakit dan pilu karena saya tidak ada disisinya jadi single fighter gitu hahaha.

Saya langsung menyusui Rayi dan setelah itu memberikan obat yang terdiri dari antibiotik 2,5 ml, anti nyeri 2,5 ml dan vitamin.

Sepanjang perjalanan pulang Rayi tertidur, tidak lagi menangis. Namun drama tangisan dimulai sesampainya dirumah saat Rayi kali pertama pipis pasca khitan. Sepertinya ngilu bener karena tangisannya membahana tak seperti biasa.

Jadi gimana perawatan pasca khitan buat bayi 6 bulan?

✔ Siapkan Celana Khitan Lebih Dari 1

Model celana khitan ini yang tengahnya menggembul gitu. Kalau dari klinik Paramedika hanya diberikan 1 buah sisanya harus merogoh kocek sendiri ya temans. Saya sendiri akhirnya membeli 4 buah celana jadi Rayi hanya punya 5 celana khitan saja.

✔ No Pospak

Kusalut sama emak-emak yang anti pospak. Aku sungguh tak kuasa selama pasca khitan cuci setrika celana khitan Rayi. Tahu sendiri kan kalau bayi belum bisa ngomong jika pipis jadi we-weran begitu saja.

✔ No Mandi

Sementara baby cukup di elap saja jangan terkena air lukanya. Kalaupun pipis langsung dielap dan dibasahi dengan antiseptik pada sekeliling luka agar luka tidak basah.

✔ Teratur Memberikan Obat

Obat yang diberikan klinik jangan lupa diminumkan yah. Minumnya 3x sehari sesuai aturan dan takarannya. Selain 3 jenis obat yang diminum ada 1 antiseptik yang digunakan nanti saat akan melepas perban serta sejenis betadine gitu.

Sudah deh tinggal nunggu kontrol aja dan kemarin pas kontrol alhamdulilah lukanya bagus jadi tidak khawatir lagi meski Rayi itu ga mau diam, tengkurep, telentang, merayap yang bikin saya linu liatnya hahaha.

Beberapa Pertanyaan Seputar Khitan Bayi

Ternyata khitan bayi memang masih belum se-familiar yang anak-anak gede. Saat saya ((pamer)) Rayi sudah dikhitan banyak yang berondong pertanyaan seputar khitan bayi.

Apa saja nih pertanyaannya?

❤ Metode Khitannya Apa?

Zaman now ada beberapa metode untuk khitan, ada yang konvensional, laser dan clamp. Dulu sih pengennya laser atau clamp akan tetapi saya mendapat berita ada yang dikhitan pake metode laser dan berujung terpotong bikin saya dan akang suami bergidik.

Akhirnya kami putuskan konvensional saja, lagian secara yang saya tahu lebih baik metode mengikuti sunnah saja so Rayi pake metode konvensional yah.

❤ Kliniknya Dimana?

Sudah jelas dong di Klinik Khitan Paramedika Bandung, yang sudah terpercaya sejak dulu bahkan sejak akang suami kecil juga sudah ada klinik ini.

Alamat Lengkapnya : Di Jl. Soekarno Hatta No. 111 babakan Ciparay
Akses dari Cimahi : Lewat tol baros 2 keluar tol pasir koja, dari lampu merah tol pasir koja ke arah kanan. Lalu ambil kiri ga berapa lama sudah deh ada kliniknya.

❤ Apa Mesti Konsultasi Dulu?

Jika baby tidak ada keluhan, bisa langsung daftar ke klinik H-1 yah temans. Berhubung saya memastikan kondisi dari DSA makanya saya konsultasi dulu.

❤ Apakah Bayinya Jadi Rewel?

Beberapa jam pasca dikhitan memang rewel saat pipis namun kedepannya Rayi gembira bahkan H+1 sudah langsung tengkurep lagi dan aktif. Jadi jangan ketakutan nanti gimana-gimana, terlebih luka pada bayi itu cepat sembunya loh.

❤ Apa Keuntungannya Khitan Bayi Usia 6 bulan?

Mendapati Rayi Khitan usia 6 bulan saya bersyukur karena Rayi sudah makan jadi PUP-nya ga buyatak kalau kata bahasa sunda tapi sudah mengeras. 

So ga geleuh teuing (jijik) kalau pas bersihin secara puasa pospak dulu pasca khitan ini. Dan juga usia 6 bulan ini saya juga tahu kapan dy merasa nyeri dan kapan dia berbahagia. 

Jika nyeri pasti Rayi nangis kejer tapi kalau ga sakit ketawa alhamdulilah.


***

pengalaman-khitan-bayi-usia-6-bulan-di-bandung

Demikian curhatan saya kali ini, bagi yang lain mungkin ada yang mikir eh bucet mamaknya tega banget masih bayi udah di khitan. Ini juga yang harus temans perhatikan yah! kuatkan mental untuk menerima tanggapan begitu.

Fokus saja perawatan pasca sunat dan yakin bahwa keputusan untuk khitan ini sudah paling baik demi anak kita. Ga perlu menjelaskan banyak karena bagi mereka yang punya pemikiran lain akan selalu meng-counter apa yang kita yakini. 

Wes selow sajah saya mah, setiap ortu punya pilihan terbaik buat anak-anaknya tidak ada ortu yang ingin menjerumuskan anaknya *halah* jadi kadieu.

Pokoknya yang galau cari tempat khitan di Bandung saya rekomendasiin di Klinik Khitan Paramedika Bandung. Khitan bayi maupun anak-anak juga terpercaya disini.

Klinik khitan di Cimahi juga ada cuman karena sudah jadi keputusan kami so kami mutusin di Paramedika saja,

Oke temans semoga bermanfaat yah, jangan galau insyaAlloh semuanya baik-baik saja.

Komentar

  1. Ya Allah Bismillah smg khitan anakku 6bln jg bun, lancar dan sehat" krn fimosis dg gejala jd harus khitan sesegera mungkin

    BalasHapus

Posting Komentar

Selesai baca yuk tinggalin jejak komennya ^^
Haturnuhun