POSTS SLIDER

I'm writing about...

Pangkal Pinang, Tak Kenal Maka Tak Sayang

Apa yang terlintas pertama kali di fikiran saat mendengar Pangkal Pinang?


Kota yang merupakan salah satu dari kota yang ada di kepulauan Bangka Belitung (BaBel) sekaligus merupakan ibu kota provinsi Bangka Belitung. Mengingat Bangka Belitung maka reflek fikiran kita akan mengasosiasikan dengan Timah. Ya karena Bangka Belitung merupakan penghasil Timah terbesar di Dunia. Pangkal Pinang sendiri sebagai pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi serta menjadi jalur masuk bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pulau Bangka Belitung.

Mengenal Bangka Belitung sendiri saya ketahui melalui buku maupun film "Laskar Pelangi" Bang Andre Hirata dengan apik mendeskripsikan keadaan maupun budaya yang ada di Belitong. Awalnya saya berfikir jika Belitong itu sama dengan Bangka Belitung nyatanya dari Kota Pangkal Pinang mesti menempuh beberapa jam untuk sampai kesana. Tak hanya Belitong yang menyimpan surgannya dunia tetapi pesona Pangkal Pinang juga tak kalah menarik dari Belitong.


copy : inditourist.com

Rupa-rupa tempat wisata di Pangkal Pinang


Selama ini Pangkal Pinang familiar dengan keelokan pantainya. Salah satunya Pantai Pasir Padi yang memiliki struktur pantai landai sehingga bisa dinikmati dengan bersepeda atau berjalan kaki. Banyak fasilitas yang mendukung di Pantai Pasir Padi ini sehingga bila kita berkunjung kesana jangan khawatir kehabisan aktivitas karena disana tersedia dari area outbond hingga restoran dengan menu khas sana. 
      
Padahal masih banyak pantai serta pulau yang dapat dikunjungi jika kita wisata ke Pangkal Pinang seperti Pantai Tanjung Bunga yang terletak 2,5 km dari pantai Pasir Padi kemudian ada Pantai Telapak Kaki Dewa, Pantai Sampur, Pantai Batu Berlubang, Pantai Teluk Uber, Pantai Matras dan Pantai Tikus Emas yang berada di kecamatan Sungailiat.

Akhir bulan juli lalu saya berkesempatan mengunjungi Pulau Bangka Belitung tepatnya ke kecamatan Sungailiat dari Bandara Pangkal Pinang ke Sungailiat menempuh sekitar 60 menit perjalanannya. Dan saya berkesempatan mengunjungi Pagoda Vihara Puri Agung dilanjutkan ke Pantai Matras dan keesokan harinya mengunjungi Pantai Tikus.



Doc. Pribadi @Vihara Puri Agung

Pagoda Vihara Puri Agung ini sebenarnya adalah tempat ibadah, dikenal oleh masyarakat sana sebagai Pagoda kuil Shaolin. Memasuki Viharanya saya diharuskan melepaskan alas kaki dan hanya boleh berfoto di sekitar pinggiran patung Budha. Bangunannya begitu kokoh yang katanya menghabiskan waktu selama 12 tahun untuk pembangunannya. Viharanya menghadap pantai sehingga begitu memanjakan mata melihat keindahan pantai yang tersaji sepanjang Vihara. Untuk menikmati fasilitas di kawasan ini tanpa dipungut bayaran sepeser pun. Saat saya mengunjungi banyak wisatawan yang datang sengaja untuk berfoto disana.

Doc. Pribadi @Pantai Matras


Doc. Pribadi @Pantai Tikus Emas

Dari Pantai Matras menuju Pantai Tikus Emas tidak membutuhkan waktu yang lama. Pantai Tikus Emas sendiri yang berada di Kecamatan Sungailiat begitu menawan dengan warna air biru semakin memukau keindahannya. Tempatnya masih alami belum banyak sentuhan tambahan dari manusia. Belum pernah sekalipun saya menemukan pantai yang begitu menawan. Keelokan pantainya membuat saya betah berlama-lama sekalipun hari itu saya baru bisa mengunjungi pantai di waktu senja.

Harga tiket masuknya begitu murah tak perlu merogoh uang dengan kocek besar untuk masuk ke pantai tersebut. Kerang-kerang maupun kepiting kecil bertebaran di pasir putih menambah ramainya suasana pantai tersebut.

Sayangnya karena waktu saya terbatas sehingga tidak bisa mengunjungi tempat wisata lain yang ada di Pangkal Pinang salah satunya seperti Museum Timah yang merupakan satu-satunya museum pertambangan di Asia. Dahulu Pangkal Pinang sudah berkembang dengan tambang timahnya sehingga tak heran ada Museum Timah. Konon katanya museum timah saat ini merupakan tempat bagi para pahlawan dalam melakukan perundingan untuk menentukkan bentuk negara Indonesia ke depan.

copy : pegipegi.com
Selain tempat bersejarah, wajib dikunjungi pula tempat religi di Pangkal Pinang sebagai tempat wisata. Bagi yang muslim ada Mesjid Jami, Bagi umat Budha bisa mengunjungi Vihara Citra Maitreya dan ada pula Gereja Maranatha dan Gereja Katedral Pangkal Pinang bagi umat Kristiani.

Tak hanya wisata sejarah maupun religi tetapi juga ada beberapa taman yang dibangun di Pangkal Pinang. Salah satunya Bangka Botanical Garden yang juga menjadi andalan bagi wisatawan jika berkunjung ke Pangkal Pinang. Letaknya yang strategis bersebelahan dengan Pantai Pasir Padi sehingga mudah dijangkau dari pusat kota. Memasuki Bangka Botanical Garden, kita akan disambut oleh deretan Cemara dan didalamnya berisi 14 kolam ikan dimana pakan ikannya berasal dari kotoran sapi. Jadi jika berkunjung kesana kita akan melihat proses pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi.
 
Kemacetan tidak akan kita rasakan ketika berkunjung ke kota Pangkal Pinang ini. Meskipun udara panas namun tidak menutup hasrat untuk mengenal lebih dalam kota ini.

Ragam Kuliner Yang Menggoda Di Pangkal Pinang


Tak lengkap rasanya wisata tanpa mencicipi kuliner khas daerah di Pangkal Pinang. Saya berkesempatan mencicipi ikan yang dibumbui kuning dan ada nanasnya disana dikenal dengan nama Lempah Nanas. Mengenai rasa tak usah ragu untuk menyantapnya karena rasanya begitu nikmat, saya sangat menyukai kesegaran kuahnya yang berasal dari nanasnya. Terlebih kala itu saya menyantap di siang hari rasanya "Maknyos".

Makanan lain yang saya cicipi dan juga saya persembahkan untuk oleh-oleh di rumah adalah Kerupuk Getas, Kemplang, tak lupa saya membeli terasi Bangka yang memiliki ciri khas dalam rasanya. Empek-empek juga saya nikmati sebagai camilan disana.

Ragam panganan tersebut bisa kita dapatkan di sentra oleh-olehnya. Harganya pun relatif murah untuk satu bungkus. Menurut info, selisih harga antar toko tidak jauh beda jadi kita bebas mau memilih membeli dimana saja. Jadi kita tidak perlu repot-repot untuk menawar. Bahkan packaging untuk oleh-olehnya di kemas dengan apik sama pelayan tokonya sehingga memudahkan kita untuk membawa oleh-oleh yang banyak. Terlebih itu semua gratis tidak dipungut bayaran untuk mengemas seluruh belanjaan kita.

Mall disana tidak terlalu banyak bersebaran seperti di Jakarta. Karena dominasi dengan daerah wisata yang amat keren. Tak heran jika kita pergi ke sana bisa dihitung dengan jari untuk Mall ataupun sekedar tempat makan ala cafe yang modern.

Selain ragam kuliner, ternyata Pangkal Pinang juga menyediakan kain Cual atau Batik Cual sebagai kain khas Bangka Belitung. Ini bisa juga sebagai referensi pilihan oleh-oleh yang bisa kita cari untuk dibawa pulang. Untuk pembelian souvenir khasnya bisa ditemukan di Bangka Trade Center, pasar modern yang menyediakan beragam khas kota Bangka Belitung di pusat kota Pangkal Pinang.

Perjalanan Menuju Pangkal Pinang


Untuk mengunjungi Pangkal Pinang sendiri, saya memilih jalur udara. Waktu tempuh hanya berdurasi sekitar 55 menit dari Jakarta ke Bandara Depati Amir. Pelayanan penerbangannya pun hingga 13x penerbangan setiap hari, bisa dikatakan setiap jam ada berarti termasuk lalu lintas ramai.

Doc.Pribadi 
Jadi bagaimana?masih ragu untuk berkunjung ke Pangkal Pinang?yuk kunjungi Pangkal Pinang sebagai tujuan untuk wisata liburan. Demikian ulasan saya semoga tertarik dengan #Pesona kota Pangkal Pinang ini.

Sumber : wikipedia/kotaPangkalPinang
http://tempatwisataunik.com/wisata-indonesia/bangka-belitung/tempat-wisata-di-pangkalpinang-bangka
http://bangkatour.com/tour-kota-pangkalpinang/#sthash.vBSQMlHb.dpbs
http://wansedeng.blogspot.co.id/