POSTS SLIDER

I'm writing about...

Atas Nama Silaturahmi

Silaturahmi memang di anjurkan sebagai upaya dalam menjaga dan membina hubungan baik dengan orang lain. Namun tidak di anjurkan berdalih silaturahmi untuk hubungan seorang pria dan wanita terlebih keduanya sudah berkeluarga. Tidak ada yang mengharapkan pasangannya mampu berbelok hati hanya demi hubungan semu dan nafsu sesaat.

Media sosial memang menjadikan salah satu wadah bagi mereka yang sedang di landa asmara. Saya dan suami pun dulu kenalan lewat facebook namun berujung menikah *alhamdulilah. Namanya juga jomblowati dan jomblowan kala itu jadi ga masalah mau chat di messenger dari pagi sampe tengah malam. Tapi beda kasus jika mereka sudah punya pasangan lalu ber-chat ria di messenger tengah malam. Dalih silaturahmi di berikan rasanya ga make sense. 

Apa sih yang di harapkan dari chat tengah malam dengan pasangan yang bukan muhrim?bahas kerjaan?hellow emangnya ga ada waktu pagi?bahas anak?hellow emangnya ga punya sahabat atau saudara yang bisa menampung pertanyaan dan memberikan solusi atas permasalahannya? Kenapa mesti menjadikan hal-hal sepele untuk di kambing merahkan (karena hitam udah biasa).

Rasanya sangat di sayangkan ketika pasangan mencari teman ngobrol dengan orang lain di waktu yang harusnya tercurahkan untuk keluarga. Ini adalah bibit dari perselingkuhan, keretakan biduk rumah tangga mulai tercium dari pesan singkat berujung zina.


Ada banyak kasus yang saya dengar, awal mengapa mereka bisa berzina. Alasannya sederhana yang saya sering denger katanya awalnya "ISENG" lalu gayung bersambut dan akhirnya selingkuh. Awalnya suka nebeng pulang akhirnya curhat-curhatan lalu check-in ke hotel. Awalnya project bareng lalu sms-an akhirnya menceraikan pasangan resminya. Niatnya bantuin lalu kasihan akhirnya bablas hamil 3 bulan.

Cinta lokasi ga muncul di tempat kerja saja, tetapi bisa dimana saja karena awalnya ada komunikasi intens. Bahkan dari ajang REUNI yang mengatasnamakan silaturahmi pun berujung ketidaksetiaan. Bahkan punya HP serba pintar bukan juga dijadikan sebagai alat untuk melancarkan hubungan tidak sehat. Berawal masuk group reuni lalu kembali lagi mengulang masa-masa lalu akhirnya berujung cinta lama belum kelar (( CLBK )).

Saya ga pernah habis fikir sama orang yang melakukan perselingkuhan sementara sudah memiliki keluarga utuh. Silaturahmi di atas namakan menjadi tujuan awal. Entah apapun alasannya selingkuh itu tidak ada jaminan masa depan yang ada kehancuran. Contoh real yang bisa di petik kasus Mas Ahmad dan Mba-nya, karir meluap, hinaan, cacian tak berhenti di layangkan kepada pasangan tersebut. 

Untuk itu bagi saya pribadi yang saya lakukan adalah :

1. Menyeleksi Setiap Pertemanan

2. Memikirkan Kadar Manfaatnya





Semoga kita di jauhkan dari hal seperti itu aamiin. Setia itu keren say no buat selingkuh atas nama silaturahmi *pret* tidak ada yang namanya dalih silaturahmi antar laki-laki dan perempuan dengan ngobrol ga jelas di tengah malam yang ada perasaan di hati.