POSTS SLIDER

I'm writing about...

Menyikapi Pembicaraan Rahasia

Tak bisa dipungkiri dalam kehidupan tentu kita pernah membicarakan orang lain entah rahasianya, keburukannya, kejelekannya namun sangat jarang untuk membicarakan kebaikan orang lain dengan rekan terdekat, saudara, rekan kerja atau teman main kita.

Dan ternyata kita juga pernah menjadi objek yang dibicarakan mereka dalam pembicaraan tersebut.

Saya tak memungkiri masih suka untuk membicarakan orang lain *istigfar* lalu tetap melakukannya lagi..lagi..lagi...dan lagi.

Apalagi membicarakan artis-artis entah kenapa diri ini termotivasi untuk sekedar mencari tahu, mengomentari saja beritanya. Berita di TV, medsos banyak sekali mengumbar kehidupan seseorang bahkan privasinya sampe dikorek abis demi apah? demi mereka yang kepo. *ngacung sayah* padahal beritanya kebanyakan ga penting. *gubrakk*

Tapi bagaimana jika posisi kita dibalik ternyata kita ini termasuk objek yang sering dibicarakan oleh orang lain?bagaimana rasanya? saya mengalaminya, rasanya kecewa, ga keruan, langsung berfikir jauh padahal ga ada artinya juga mikirin omongan orang.

Yang menjadi kecewa bagi saya justru orang yang saya nilai tak mungkin ngomongin di belakang malah ternyata ruar biasa jauh dari ekspektasi saya. Yang saya kenal personanya begitu baik, nyatanya jauh di belakang punggung saya mereka asik mencibir, menyinyir bahkan menjadi fitnah.

Kenapa kita bisa tahu ada yang ngomongin? menurut saya pribadi sesungguhnya orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan yang menurut mereka rahasia ada saja orang yang tak mampu menjaga rahasianya dan menyampaikan kembali kepada orang yang menjadi objek pembicaraan rahasia mereka.

Akhirnya tidak perlu ditanyakan pasti ada keributan dan permusuhan jika kita ga slow menyikapinya.

tips agar tidak baper, tips menyikapi omongan orang, tips berbaikm sangka

Berusaha lapang dada dan ikhlas menerimanya namun tak semudah seperti melarutkan gula dalam kopi, saya sendiri pun butuh waktu untuk menetralisir kembali keadaan dan saya sulit untuk memakai persona atau topeng manis jika kembali berhadapan dengan mereka.

Rasanya kok ya aneh saja saya sudah berpositif thinking tetapi ternyata dalamnya hati orang lain tak akan pernah bisa saya selami.

Bagi saya pribadi pembicaraan rahasia baiknya adalah pembicaraan antara mereka yang berisi kebaikan, saling mengingatkan bukan menyinyir orang lain.

Belum tentu orang yang kita jadikan objek pembicaraan adalah seperti yang kita kira. Jatuhnya kita sudah memfitnah *naudzubillah* padahal kita ga pernah tahu hati dan fikiran orang yang kita bicarakan. Barangkali kesimpulan awal yang selalu menjadi reflek dalam memandang seseorang.

Dan malam tadi saya terenyuh seakan Alloh memberikan petunjuk agar saya tidak terlalu bersedih karena mengetahui pembicaraan rahasia mereka.

Saya membaca QS. Al-Mujadalah ayat 7-10,  langsung memberikan pemahaman dan ketenangan untuk saya. Betapa Alloh yang maha Tahu tanpa perlu diberi tahu.

Menurut saya agar terhindar dari keterlibatan pembicaraan rahasia, ini hal yang perlu kita ingat :

1. Posisikan kita sendiri menjadi Objek Pembicaraan


Agar kita menghindari pembicaraan mengarah rahasia namun tentunya berkaitan dengan kebusukan seseorang maka sebaiknya respon kita langsung berfikir dan memposisikan diri bagaimana jika ternyata kita yang berada pada posisi tersebut. Menurut saya ini cara ampuh untuk mengerem keterlibatan kita ketika diajak untuk membicarakan orang lain. Lagian bisa jadi juga kita ga kenal orang yang kita bicarakan kenapa sibuk sekali nimbrung.


2. Ingatlah selalu ada yang mengawasi


Seperti yang tertuang dalam QS. Al-Mujadilah : 7 "Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya.

Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu"

Ayat ini sangat jelas dan mengingatkan kita untuk selalu ingat apapun yang tersembunyi, apapun yang kita rahasiakan selalu ada Alloh yang melihat, mendengar dan mengawasi. Merinding saya membaca ayat ini.

3. Fokus dengan urusan Pribadi



Takkala kita memfokuskan diri karena urusan masing-masing justru akan mengubur keingintahuan kita kepada masalah yang di bicarakan orang lain. 

Seringkali kita mendengar mendingan urusin urusan sendiri aja daripada urusan orang ga penting juga, dan saya sepakat tentang hal itu. Walaupun terkadang akhirnya sering kalah sama bisikan halus buat ikut nimbrung omongin orang. ckckckck *toyor kepala sendiri*



4. Mengubur rasa penasaran berlebihan


Sebetulnya karena penasaranlah kita jadinya ikut gabung dalam rangka membicarakan orang lain. Pada dasarnya memang kita memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu namun tidak untuk urusan orang lain apalagi keburukan orang lain. 

Besar rasa ingin tahu akan baik jika dituangkan dalam bentuk inovasi maha karya. Barulah ini menjawab rasa penasaran kita namun jika terhadap keburukan orang lain sebaiknya segera dikubur rapat.

nyomot dari : berbagaireviews.com


5. Menjauhi Perlahan


Apabila memang kita menemukan sekelompok rekan, teman atau bahkan saudara yang senang untuk membicarakan orang lain sebaiknya menjauhi perlahan. 

Karena biasanya memang ketika ada orang yang tidak suka sama kita mereka akan selalu mencari teman untuk tidak menyukai kita. Kuatkan jangkar fikiran untuk tidak terbawa arus mengubah mindset kita terhadap seseorang alih karena ada satu orang yang tidak menyukainya.

tips agar tidak baper, tips menyikapi omongan orang, tips berbaikm sangka

Selanjutnya apabila kita yang menjadi objek pembicaraan rahasianya maka, hal ini yang perlu diingat :

1. Hempaskan dari fikiran


Rasanya memang seperti kena bom atom ketika tahu ada yang membicarakan kita padahal kita sudah maksimal, optimal, ultima dalam bersikap. 

Mendingan hal ini jangan jadi beban fikiran bisa psikosomatis. Belum tentu juga orang yang ngomongin hafal sama kondisi kita, biarin aja mereka PUAS seolah paling benar dalam menyimpulkan. Kalau kita kebanyakan mikirin yang ada kita rugi. 

2. Berdoa 


Jika apa yang mereka katakan tentang kita bukanlah suatu kebenaran jadikan moment ini untuk berdoa. Sekian banyak mereka membicarakan maka percayalah satu persatu merekapun membantu melesatkan doa dan harapan kita. 

Karena itu jangan terlalu difikirin justru dipositifkan dengan hal bermanfaat. Ingat jangan sampe kita merugi waktu bahkan sampe sakit.

3. Katarsis dengan kegiatan positif


Apalah saya yang hanya manusia biasa, mendengar pembicaraan tidak enak memang bikin hati meradang *istigfar*. Namun jika kita meradang terus maka yang ada kita merugi. Susah memang tapi coba sibukkan diri dengan memasak, membaca buku, bermain dengan anak atau kucing peliharaan, atau dengan menonton video lucu. Bagi saya katarsis seperti itu ampuh melupakan bahwasanya kita jadi objek nyinyiran orang.

4. Ga perlu frontal Membalas


Rasanya memang ingin sekali marah dan melabrak tetapi sebaiknya urungkan saja tak perlu menghabiskan tenaga dan waktu demi membalas perbuatan mereka. Suami saya pun mengingatkan untuk tidak membalas yang berarti kita sama saja dengan mereka bila membalasnya.

Diam itu indah dan tetap bersikap positif. Meleleh saya dapat wejangan ini dari akang suami ditambah suami memperlihatkan ceramah AA'Gym. Makanya saat keadaan seperti ini kita butuh orang yang bersikap netral jika sebaliknya kita akan melakukan hal yang negatif.


5. Keep positif & smile

 
Tetaplah bersikap postif dan tersenyum, senyum memaksa saja mampu menghasilkan hormon endorphin, serotonin yang konon katanya mampu mengendalikan rasa sakit termasuk sakit hati xixixi. The power of smile. 

Semua cara memang kadang susah untuk saya lakukan tetapi seenggaknya tulisan ini saya buat agar saya pun mengambil hikmah dan reminder untuk saya sendiri.

Standar pemikiran kita masing-masing berbeda maka jika saya menilai A adalah benar belum tentu dinilai benar oleh orang lain karena itu yang terpenting kita menguatkan jangkar fikiran dengan ILMU.

Selalu saya katakan akan ada dua sisi berlainan, kutub utara-kutub selatan, pro-kontra, lover-hater maka jangan pernah memaksakan orang lain untuk bisa menerima keadaan kita. 

"Ingatkan saya ketika saya sudah tidak sejalan bukan malah ditinggalkan, ingatkan saya ketika saya berbeda haluan bukan malah menjatuhkan dan ingatkan saya jika sudah berubah bukan dijadikan bahan Ghibah". -Herva-

tips agar tidak baper, tips menyikapi omongan orang, tips berbaikm sangka