Tak terasa hampir 1 windu saya menjalani peran sebagai seorang ibu, dengan 2 buah hati yang menggemaskan Neyna dan Rayi. Sebagai ibu tentu saja saya sudah mulai mempersiapkan diri sejak kehamilan pertama agar saya bisa berperan bagaimana selayaknya seorang ibu ditambah lagi saya juga bekerja.
Bukanlah hal yang mudah membagi peran antara ibu bekerja dan juga ibu untuk anak-anak di rumah, rasanya hal ini seringkali saya tuliskan dalam blog bagaimana effort saya sebisa mungkin dalam menerima dan memikirkan berbagai hal agar anak-anak tetap bisa mendapatkan haknya sebagai anak.
Baca yang ini lagi yuk :
Honestly, saya seringkali dilanda feeling guilty saat harus meninggalkan anak-anak di rumah karena pekerjaan. Namun hidup adalah pilihan maka ketika saya harus memilih bekerja maka ada konsekuensi yang harus saya terima pun dengan anak-anak yang mau tak mau merelakan saya menunaikan tugas kantor jauh dari mereka.
Hanya itu rasa bersalahnya? tentu tidak, diera informasi kini banyak sekali informasi yang saya baca seputar tumbuh kembang, pola asuh, soal ini dan itu tentang anak, case-case yang seolah memojokkan saya pribadi dengan berbagai hujanan pertanyaan sebagai ibu bekerja "jangan-jangan anak-anak kurang bonding sama ibunya", "jangan-jangan waktu saya sedikit?" sehingga timbul rasa bersalah yang teramat.
Huft....tapi itu dulu..
Berjalannya waktu saya meyakini, all is well asalkan saya bisa memprioritaskan hal penting, salah satunya yang selalu menjadi prioritas utama saya adalah bagaimana saya bisa tunaikan hak anak-anak di rumah sehingga hempaslah feeling guilty sebagai ibu bekerja selama ini.
