Malam hari itu datang tidak biasanya, terlalu hening. Terlebih saya hanya seorang diri di kamar sejak pagi hari menerima hasil swab antigen dan dinyatakan positif covid. Biasanya saya dan anak-anak kruntelan di kamar namun kini sepi seorang diri.
Bunyi jangkrik sesekali menemani heningnya malam itu, saya gelisah masih menantikan hasil PCR yang menentukan apakah saya benar positif covid atau tidak. Sesekali cicak membayangi membuat saya yang gugup semakin gelisah.
Beberapa detik kemudian ponsel saya berdering, suara lembut di sebrang sana menyapa saya yang memang menantikan hasil tes PCR siang itu.
"Selamat malam Bu Herva, tenangkan diri ambil waktu sejenak agar bisa menerima karena hasil PCR-nya ibu positif. Saya sangat mengerti kondisi ibu sebagai seorang ibu tentu saja ini sangat berat apalagi kita juga baru kehilangan rekan lainnya karena virus ini. Semoga lekas pulih Tuhan berkati"
Air mata mengalir, suara saya tercekat mendengar kabar tersebut. Dunia seakan tidak baik untuk saya. Bergegas saya share hasil tes itu kepada suami, rekan kerja, keluarga dan sahabat.
Betapa galaunya saya dan buntu fikiran karena ketakutan saya dengan virus ini yang membuat beberapa orang yang saya kenal meninggal. Psikologis saya down belum mampu menerima kondisi saya yang terpapar virus ini padahal prokes sudah saya jalankan dengan baik.
Dan yang utamanya bikin saya takut adalah BERPISAH DENGAN ANAK-ANAK. Saya takut berpisah selamanya, ini yang membuat saya berfikir yang tidak-tidak.
Baca yang ini juga :
What Next? semalaman saya menangis membuat kondisi saya malah ga karuan dan sesak menyapa kembali. Beruntung saya dikelilingi orang-orang baik, mereka terus support saya baik doa maupun materi dari obat hingga makanan mengalir terus.
Dan 9 dari 10 orang menyarankan saya untuk menyibukkan diri dengan NONTON DRAKOR agar lupa dan bisa happy kembali.
Nonton drakor? saya bukan penggemar drakor tapi dengan banyaknya saran ini saya mau coba karena jujur saya stress banget. Dan saran dari teman nonton Drama Korea di Aplikasi Viu.
