Terlahir sebagai seorang perempuan pastilah akan menghadapi dilema 
dalam hidupnya antara pekerjaan atau keluarga. Sudah menjadi alasan umum
 dimanapun tempat bekerja ketika seorang perempuan resign dengan alasan 
fokus berkeluarga.
Saya sebagai ibu bekerja yang berada dalam ranah HRD tentunya sangat memaklumi kondisi mereka para ibu yang resign mendadak tidak sesuai aturan, yang izin masuknya melebihi hari kerjanya, yang cutinya minus tiap tahunnya, yang memohon maaf menyerahkan pekerjaannya kepada orang lain karena anaknya sakit, yang setiap hari mengeluh karena pekerjaan rumah tangga tak terselesaikan, yang akhirnya menangis di kantor karena kehilangan pengasuh.
Saya sebagai ibu bekerja yang berada dalam ranah HRD tentunya sangat memaklumi kondisi mereka para ibu yang resign mendadak tidak sesuai aturan, yang izin masuknya melebihi hari kerjanya, yang cutinya minus tiap tahunnya, yang memohon maaf menyerahkan pekerjaannya kepada orang lain karena anaknya sakit, yang setiap hari mengeluh karena pekerjaan rumah tangga tak terselesaikan, yang akhirnya menangis di kantor karena kehilangan pengasuh.
Kondisi 
ini sudah sering bahkan menjadi makanan utama bagi seorang HRD menyikapi
 ibu bekerja. Tak munafik saya pun ternyata termasuk golongan emak-emak 
galau di kantor kalau kondisi di rumah tidak sesuai harapan dan rencana.
Saya sangat merasakan kondisi menjadi ibu bekerja tidaklah mudah. Tapi please jangan memberikan solusi "ya sudah resign aja" disertai dengan segudang opini yang memojokkan bahkan menusuk kalbu kami seorang ibu bekerja.
Saya sangat merasakan kondisi menjadi ibu bekerja tidaklah mudah. Tapi please jangan memberikan solusi "ya sudah resign aja" disertai dengan segudang opini yang memojokkan bahkan menusuk kalbu kami seorang ibu bekerja.
Ada banyak alasan yang tidak perlu di sharing ke media mengapa masih ada ibu bekerja. Semuanya sudah menjadi pilihan masing-masing dan siap menangung setiap konsekuensinya tersebut.
War opini di medsos mengenai Ibu Bekerja Vs Ibu Yang Memilih full time di rumah masih saja beredar. Tak ayal ada yang baper hingga memutuskan tali kasih pertemanan hanya karena berbeda mindset, beda cara berfikir, beda keputusan mengenai hal ini.
Bagi
 saya yang masih berada di kubu Ibu Bekerja tetap saya menghargai dan 
menghormati mereka yang menjadi full time mommy. Saya rasa tidak perlu 
saling menjatuhkan atau menyindir bahkan menyinyir satu sama lain. 
Status kita sama sebagai ibu dan mari kita bersama-sama saling 
menguatkan dan mensupport demi mendidik generasi masa depan dari 
anak-anak kita.
Menurut saya status sebagai ibu ya sama saja tak berbeda yang terpenting KELUARGA
 nomer satu hanya lokasi kerjanya saja yang beda. Saya pernah merasakan 
masa-masa penuh tekanan dengan kerjaan kantor dan kerjaan di rumah.
Semasa masih menyusui anak, pulang kerja tak lantas merebahkan diri ke kasur padahal badan udah rontok banget, ketemu macet dijalan, seharian dihadapkan dengan tugas lalu di rumah ternyata tugas saya belum selesai.
Semasa masih menyusui anak, pulang kerja tak lantas merebahkan diri ke kasur padahal badan udah rontok banget, ketemu macet dijalan, seharian dihadapkan dengan tugas lalu di rumah ternyata tugas saya belum selesai.
Habis
 nyusui ya tentunya masak, selesai itu ada gundukan pakaian kering yang 
tingginya persis gunung Himalaya *hiperbola sedikit biar dramatis ;p* 
sudah berkedip-kedip minta diberesin. Belum beres itu, rumah ternyata ga
 sempat di-pel lantainya ditambah ketika anak mulai MPASI saya mesti 
siapin menu makanannya dari malem.
Biar kata saya kerja tetapi untuk MPASI saya selalu masak sendiri. Belum lagi mengatur asupan ASIP yang akan diturunkan agar pagi hari siap minum selepas saya kerja. Begitulah siklus pagi hingga malam setiap hari seperti itu. Rasanya saya pengen melambaikan tangan ke kamera dengan kondisi seperti itu.
Biar kata saya kerja tetapi untuk MPASI saya selalu masak sendiri. Belum lagi mengatur asupan ASIP yang akan diturunkan agar pagi hari siap minum selepas saya kerja. Begitulah siklus pagi hingga malam setiap hari seperti itu. Rasanya saya pengen melambaikan tangan ke kamera dengan kondisi seperti itu.
Hampir
 semua rekan saya yang lama tak jumpa setelah saya punya anak banyak 
memberikan komentar "Kamu kok makin kurus siy semenjak nikah Va?" bahkan
 ada yang menambahkan "kayaknya kamu ga bahagia ya Va dengan 
pernikahanmu". Mendengar itu semua membuat saya semakin tertekan, dulu 
saya belum mendapat insight sehingga apapun komen orang, saya masukin 
dalam hati dan menempel dalam alam bawah sadar.
Sedih luar biasa mendapatkan komentar setajam siletnya Fenni Rose. 
Fikiran di hantui dengan komentar-komentar yang tidak mengenakan, fisik 
saya di porsir buat 24 jam bekerja di kantor dan di rumah. Alhasil saya 
drop dan jatuh sakit. Kala itu saya jatuh sakit selama seminggu. Cuti 
tahunan habis untuk recovery sakit saya.
Betul banget 
kata orang "Kalau Ibu Sakit udah deh kacau dunia persilatan". Tugas 
kantor sudah pasti terbengkalai. Dan keluarga ga kepegang sama sekali, 
cucian, setrikaan semua hanya bisa beres dalam mimpi saya saja. Yap saya
 terkena radang tenggorokan akut kala itu, badan demam dan luar biasa 
lemasnya. Hal ini tentu saja pemicunya karena pola tak sehat yang saya 
jalani. Fikiran kacau, makan makanan yang pedas serta berminyak, tidak 
pernah konsumsi vitamin. Jelas saja saya memanen apa yang saya tanam 
dalam beraktifitas.
Semenjak jatuh sakit, saya mulai berfikir dan mulai untuk "SELF TALK" jika
 saya tidak berubah akan selalu terjadi hal seperti ini. Bukankah orang 
yang berfikir tidak akan mengulangi kesalahannya?berbekal motivasi 
pribadi dan pengalaman yang sungguh tidak mengenakan karena jatuh sakit 
maka memberikan insight untuk saya pribadi memulai merubah pola hidup 
sehat terlebih saya berstatus "Ibu Bekerja Di Kantor".
Saya tak ingin jatuh sakit karena disebabkan diri saya sendiri yang imbasnya tidak hanya bagi diri pribadi tetapi orang lain. Seminggu sakit saya kehilangan satu moment training di kantor padahal trainingnya sudah lama saya nanti. Di rumah karena saya sakit akhirnya anak saya tumbang juga dan mesti di rawat di Rumah Sakit.
Saya tak ingin jatuh sakit karena disebabkan diri saya sendiri yang imbasnya tidak hanya bagi diri pribadi tetapi orang lain. Seminggu sakit saya kehilangan satu moment training di kantor padahal trainingnya sudah lama saya nanti. Di rumah karena saya sakit akhirnya anak saya tumbang juga dan mesti di rawat di Rumah Sakit.
Hal tersebut begitu
 berat saya jalani saat itu hingga akhirnya saya memutuskan ada 5 hal 
yang penting untuk saya lakukan sebagai upaya agar tetap sehat sebagai 
ibu bekerja.
Tips Agar Tetap Sehat Sebagai Ibu Bekerja
1. Belajar Untuk Selalu Positive Thinking
Di
 dunia ini selalu ada dua kubu, suka dan tidak suka, lover dan hater, 
cinta dan benci, pro dan kontra begitulah yang ada. Jika saya terus 
menerus menanggapi pemikiran dan paradigma orang lain maka saya akan 
selalu terbawa arus.
Apapun yang saya lakukan pasti ada saja yang berkomentar, sekarang ini saya mencoba untuk mendewasakan diri jika ada yang berbeda dengan pemikiran saya maka saya mencoba berfikiran positif.
Apapun yang saya lakukan pasti ada saja yang berkomentar, sekarang ini saya mencoba untuk mendewasakan diri jika ada yang berbeda dengan pemikiran saya maka saya mencoba berfikiran positif.
Jika
 ada yang berkomentar tidak enak tak lantas seperti dulu yang saya 
fikirkan terus menerus. Saya berusaha untuk belajar legowo dan 
berfikiran positif. Karena ketika saya banyak menerima informasi negatif
 tentunya akan mempengaruhi kesehatan fisik saya.
Tentulah kita ingat tentang "Men Sana In Corpore Sano". Jika jiwa seseorang itu sehat maka tubuhnya akan sehat juga. Saya tak ingin lagi terserang psikosomatis hanya karena fikiran negatif yang berkecamuk.
Tentulah kita ingat tentang "Men Sana In Corpore Sano". Jika jiwa seseorang itu sehat maka tubuhnya akan sehat juga. Saya tak ingin lagi terserang psikosomatis hanya karena fikiran negatif yang berkecamuk.
Diomongin
 orang katanya anak sakit dibiarin emaknya malah dinas keluar kota 
padahal mereka yang berbicara itu ga tahu saya dinas luar kota sampai 
pulang malam ke rumah dan esok subuhnya balik lagi demi melihat si buah 
hati yang sakit. Saya mencoba untuk menyikapinya dengan santai dan 
berfikir bahwa mereka memang tidak tahu apa-apa.
Katanya
 saya ga mampu memberikan asupan makanan sehat kepada anak padahal saya 
bekerja buat apa uang yang saya cari. Elus dada dan kembali belajar 
berfikir positif saja bahwa mereka tidak tahu saya selama ini demi 
menjaga asupan makanan sehat saya juga memberikan vitamin dan lain 
sebagainya.
Demikian akan ada selalu ucapan yang memojokan dan akan terus saya tanggapi dengan belajar Positive Thinking.
Demikian akan ada selalu ucapan yang memojokan dan akan terus saya tanggapi dengan belajar Positive Thinking.
2. Belajar Untuk Olahraga
Salah satu kegiatan yang luput perhatian adalah OLAHRAGA.
 Padahal manfaat dari olahraga sendiri sudah pasti jelas tak perlu saya 
jabarkan. Saya sendiri masih belum secara konsisten untuk rutin belajar 
olahraga demi kesehatan. Pasalnya rasa malas menjadi alasan utamanya. 
Saat ini jenis olahraga sudah banyak dari yang ringan hingga berat. 
Dari Yoga hingga Muay Thai tinggal pilih yang dirasakan cocok dengan kebutuhan kita. Sayangnya untuk olahraga sendiri saya lebih menyukai yang sangat sederhana serta bisa dilakukan hanya di rumah.
Dari Yoga hingga Muay Thai tinggal pilih yang dirasakan cocok dengan kebutuhan kita. Sayangnya untuk olahraga sendiri saya lebih menyukai yang sangat sederhana serta bisa dilakukan hanya di rumah.
Yup
 Sit Up meskipun kali pertama buat saya seminggu melakukan Sit Up, saya 
tak mampu tertawa lepas karena kakunya otot perut. Selain itu jalan dan 
lari bisa jadi pilihan. Sementara untuk saat ini saya lebih milih jalan 
dan lari di tempat saja selain hemat waktu hemat tenaga hahaha.
3. Belajar Konsumsi Makanan Sehat
Saya
 pribadi adalah penyuka makanan pedas dan berminyak. Meskipun sering 
banget radang tenggorokan yang berimbas dengan berubahnya suara saya 
menjadi seperti suara bencong saking nge-bassnya. 
Tetapi itu semua tidak membuat saya takut sampai akhirnya saya radang tenggorokan parah seperti yang saya ceritakan di awal.
Tetapi itu semua tidak membuat saya takut sampai akhirnya saya radang tenggorokan parah seperti yang saya ceritakan di awal.
Agak
 sulit memang untuk menghindari makanan pedas, rasanya hambar makan 
tanpa ada pedasnya. Namun saat ini saya sudah mengurangi konsumsi 
makanan pedas berminyak. Apapun jenis makanan dan minuman yang tidak 
sehat itu rasanya nikmat beda sekali dengan makanan dan minuman 
menyehatkan rasanya jangan ditanya selain kata Aneh. 
Tetapi kembali lagi pada komitmen diri untuk selalu menjaga dan belajar makan makanan yang sehat.
Tetapi kembali lagi pada komitmen diri untuk selalu menjaga dan belajar makan makanan yang sehat.
Saat
 ini saya benar-benar menjaga pola makan, pagi hari disempatkan sarapan 
jika saya tidak berpuasa sunah. 
Di tambah lauk yang saya masak selalu ada protein nabati selain hewani. Jika awal bulan seperti ini biasanya lengkap dengan buah-buahan segar, menjelang akhir bulan cukup memandangi foto buah-buahannya hahaha.
Di tambah lauk yang saya masak selalu ada protein nabati selain hewani. Jika awal bulan seperti ini biasanya lengkap dengan buah-buahan segar, menjelang akhir bulan cukup memandangi foto buah-buahannya hahaha.
4. Belajar Untuk Menyisihkan Waktu "Me Time"
Di
 tengah aktifitas full saya rasa perlu sekali untuk melakukan 
perencanaan pribadi agar menjadi selingan yang berarti. Saya mencoba 
untuk melakukan "Me Time". Adapun Me Time bagi saya diantaranya : 
Membaca Buku selain memberikan nutrisi kepada otak juga meningkatkan 
daya imajinasi dan motivasi tersendiri. Selain itu biasanya saya suka 
menonton film, bagi saya dengan menonton menjadikan hiburan gratis di 
rumah.
Namun bagi saya "Me Time" itu sangat saya sukai buat nyanyi dan dengerin musik benar-benar manjur untuk merubah mood saya.
Ampuh pisan berasa nge-plong semua masalah di fikiran. Silahkan di coba ya karena ada penelitiannya juga selain tentunya ibadah dengan berdoa kepada Sang Pengasih.
5. Belajar Untuk Konsisten Konsumsi Multivitamin
Pemulihan badan selepas sakit memang butuh waktu yang lama dan itu saya rasakan ketika sakit kemarin. 
Karenanya untuk membantu saya dalam merecovery tubuh seperti sedia kala. Saya mencoba untuk konsisten konsumsi mutlivitamin. Tentunya hal ini didasarkan dengan berbagai pertimbangan hingga pilihan saya jatuh kepada THERAGRAN-M.
Karenanya untuk membantu saya dalam merecovery tubuh seperti sedia kala. Saya mencoba untuk konsisten konsumsi mutlivitamin. Tentunya hal ini didasarkan dengan berbagai pertimbangan hingga pilihan saya jatuh kepada THERAGRAN-M.
Kandungan vitaminnya lengkap disertai dengan kandungan mineral pas banget buat pemulihan setelah sakit sehingga badan bisa segar. Saya bahkan suami sudah merasakan manfaatnya yang langsung terasa di badan. 
Jadi saya ga perlu repot lagi meminum vitamin yang kandungannya hanya 1 jenis vitamin saja. Boros bo!sebagai emak yang cermat dan hemat tentunya saya memilih multivitamin dalam satu tablet saja. Hemat uangnya banyak manfaatnya.
Jadi saya ga perlu repot lagi meminum vitamin yang kandungannya hanya 1 jenis vitamin saja. Boros bo!sebagai emak yang cermat dan hemat tentunya saya memilih multivitamin dalam satu tablet saja. Hemat uangnya banyak manfaatnya.
Selain itu produk THERAGRAN-M ini merupakan salah satu produk dari PT. Taisho, yup kita mengenal juga produk dari hasil produksi PT. Taisho ini adalah Tempra syrup pereda panas anak yang terpercaya sejak saya masih bocah menjadi obat andalan turun temurun. 
Demikian tips sehat ala saya, semoga bisa bermanfaat terlebih ketika kita melakukan proses penyembuhan untuk menjadikan kita sehat kembali. Sebagai ibu bekerja tentunya saya tidak ingin merasakan merana karena sakit. Keluarga di rumah maupun kerjaan di kantor menjadi tanggung jawab utama. Kesehatan sangatlah penting agar tidak melewatkan moment paling berharga dalam hidup. "My Healthiness, My Precious Moment".








