POSTS SLIDER

I'm writing about...

Pengalaman Menjadi Pemberi Donor ASI

Pengalaman menjadi pemberi donor ASI, Tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan dengan melimpahnya ASI di frezeer kulkas. Sementara Rayi yang kini sudah 18 bulan, hanya sedikit minumnya dibandingkan dengan ASI yang terus melimpah ruah.

Setiap hari saya masih terus pumping di kantor dan pulang membawa oleh-oleh ASI yang dikemas dalam kantong ASI lucu-lucu begitu rutinitas saya sekarang ini.
Waktu saya tengok stock ASI di kulkas kok masih melimpah ruah. Saya jadi sedih apakah nantinya ASIP ini akan terbuang percuma?

Padahal perjuangan untuk bisa terus memiliki ASI berlimpah penuh perjuangan. Ga mungkin juga saya buang-buangin ASI yang tersedia sementara ada ibu yang sedang berjuang memerah ASI demi anaknya.

Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi DONOR ASI. Mengingat tren mendonorkan ASI juga semakin merajalela karena saat ini sudah banyak yang memahami jikalau ASI tak bisa terkalahkan dengan susu formula lainnya.




Pengalaman Mendonorkan ASI

Sebagai pemberi donor ASI tentu saja saya terlebih dahulu menilai apakah saya layak atau tidak sesuai dengan syarat dan aturan AIMI ASI.

Well, temans berikut syarat untuk ibu yang akan mendonorkan ASI :

  • Tidak sedang menerima donor darah dalam kurun waktu 12 bulan terakhir
  • Tidak menerima transplantasi organ dalam waktu 12 bulan terakhir
  • Tidak minum alkohol secara rutin sebanyak 5 ml dalam periode 24 jam
  • Tidak sedang menggunakan vitamin, obat-obatan
  • Tidak konsumsi tembakau
  • Bukan pemakai obat-obatan terlarang
  • Tidak memakai implan silikon payudara
  • Tidak memiliki riwayat penyakit hepatitis atau penyakit kronik lainnya
  • Tidak punya penyakit HIV

Aturan khusus dari pemerintah terkait pendonor ASI juga tertuang dalam peraturan nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Ekslusif, yang menyatakan pemberi donor ASI itu harus memiliki syarat :

😁 Adanya permintaan dari ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan
😁 Memiliki kejelasan antara alamat, identitas pendoro oleh penerima ASI
😁  Pendonor ASI dalam keadaan sehat
😁 ASI tidak DIPERJUALBELIKAN

Saya sendiri merasa dalam keadaan tidak memiliki riwayat itu semua dan insyaAlloh dalam kondisi sehat. Oleh karena itu saya percaya diri untuk menawarkan stock ASI yang buanyak di rumah agar bisa dimanfaatkan oleh ibu dengan ASI yang sedikit sementara kebutuhan ASI bayinya sedang banyak-banyaknya.

ASI dari ibu yang memiliki bayi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan kualitasnya tidak ada BEDA. Namun dari sisi agama, yang dikhawatirkan kelak ternyata adalah saudara satu persusuan bukan? ini semua saya kembalikan kepada keluarga penerima ASI.

Menjadi Pemberi Donor ASI

Hal pertama yang saya lakukan untuk menjadi donor ASI adalah share di instagram (@hervayulyanti ayo follow yah) dan beberapa WA Group terkait keinginan saya untuk mendonorkan ASIP saya.
Hasilnya? Ada DM yang masuk alhamdulilah...

Saya fikir tadinya akan membuang saja stock ASIP yang banyak ini, jika tidak ada yang mau menerimanya. Saya sudah khawatir banget ga laku penawaran saya ini padahal saya kasih gratis bahkan saya ongkosin juga jasa pengirimnya loh 😂.

Selanjutnya bagaimana? saya mengobrol terlebih dahulu seputar identitas penerima ASI. Saya tanyakan mengapa ingin menerima donor ASI? usia bayinya? hingga saya tanyakan alamatnya.

Kebetulan sekali, penerima donor ASI saya ini memiliki anak bayi berjenis kelamin laki-laki. Maka saya pun dengan senang hati akhirnya membekali sekitar 20 bungkus ASI kepadanya.

Beruntung ada layanan Go-Sent yang bisa antar jemput sehingga ASI bekunya tetap terjaga kualitasnya hingga diterima oleh penerima ASI. Saya memilih mendonorkan ASI dengan domisili yang dekat dengan saya. 

Penerima donor ASI saya berdomisili di XXX, malam hari sepulang kerja saya pesankan Go-Sent. Kepada Abang Go-Sent saya wanti-wanti untuk menjaga bawaannya karena ini adalah ASI xixixi. Takut jatuh di jalan soalnya hahaha.

Alhamdulilah, tak berapa lama saya menerima pesan jika ASIP-nya sudah diterima dengan baik.

***

Saya ikut senang juga pada akhirnya ASIP yang ada di freezer tidak berujung mubazir. Saya bisa memberikan donor ASI dari ASI yang melimpah ruah ini. Harapan saya semoga bisa meringankan ibu-ibu lain yang ternyata ASInya tidak mencukupi untuk anaknya.

Berkomitmen menjadi pejuang ASI apalagi sebagai ibu bekerja itu tidak mudah makanya saya sangat mengerti bagi ibu yang masih mau berjuang pumping demi setetes ASI yang dibutuhkan. Dan masih percaya jika ASI itu memang paling baik untuk kebutuhan bayi.

Jika temans perhatikan, pada blog ini saya khususkan label Breastfeeding hal ini memang saya buat  bertujuan agar semua ibu bisa memperjuangkan hak ASI untuk anaknya meski bekerja. Saya saja dengan ritme kerja dulu mobile dan begini begitu BISA kasih ASI pastinya ibu yang lain juga bisa seperti saya (insyaAlloh).

Nah temans demikian cerita singkat saya untuk menjadi donor ASI!
Temans, ada cerita tentang donor ASI sebagai pemberi atau penerima? yuk sharing yuk.