POSTS SLIDER

I'm writing about...

Ketika Si Sulung Menolak Kehadiran Adiknya

Bundaaaa, seharusnya aku ga punya adik!
Bunda, kenapa adik aku laki-laki?
Bunda, seharusnya adik aku itu ga Baong!

Begitulah beberapa pernyataan Neyna yang akhir-akhir ini sering ia katakan kepada saya. Penyebabnya tak lain tak bukan karena Rayi adiknya yang kini usia 14 bulan sangat aktif.

Aktif merebut mainan tetehnya, aktif nyobekin buku tetehnya, aktif jambakin rambut tetehnya, aktif nyakarin pipi tetehnya.

Ga hanya mainan tapi apapun yang Neyna pegang pasti Rayi rebut lalu terjadilah perang mahabrata. Suka puyeng kepala mamak menyaksikan drama secara live ini.

Belum lagi saya dituntut menjadi HAKIM yang adil dan bijaksana menyikapi fenomena seperti ini. Sampai pada akhirnya keluarlah luapan emosyenel Neyna jika ia tak seharusnya punya adik yang baong (read : nakal in sunda).

Sedih sekali ketika mendengar pernyataan tersebut. Perasaan dulu saat saya umumkan ia akan punya adik, bukan main senangnya.

Bahkan ia sudah menyiapkan rencana permainan apa yang akan ia lakukan bersama dengan adiknya. Plan just plan..realnya Neyna seperti membenci Rayi.



mengatasi kecemburuan si sulung, hindari kesalahan menjadi orang tua yang membuat anak cemburu, si sulung membenci adiknya




Ga mudah menjadi orang tua dengan anak lebih dari satu. Kecemburuan, kebencian yang terjadi antara kakak dan adik jelas ini semua kembali ke POLA PENGASUHAN ORANG TUA. 

Saya mengakui sekali waktu kebersamaan saya yang dulu hanya untuk Neyna sekarang habis hanya untuk Rayi.

Dulu setiap weekend saya pergi berdua mengajak Neyna main, bahkan sepulang kerja masih bisa mengajarinya apapun. Hingga saling curhat dan becanda yang membuat kami bisa tertawa terpingkal-pingkal.

Bagaimana dengan sekarang?

Sepulang kerja, Rayi sudah merengek minta nenen. Dan jelas saya sudah dibooked Rayi, tetehnya cium tangan aja udah dicakar.

Tetehnya minta dikuncirin aja Rayi udah mukulin kepala tetehnya...sedih gaes sedih..


Ketika Si Sulung Mulai Membenci Adiknya


Semakin hari suasana di rumah kian tak nyaman untuk Neyna, saya lebih banyak membela Rayi. 

Neyna mulai mencari kenyamanannya sendiri. Ia lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah bermain sama sepupunya.

Main hingga lupa tidur siang, pulang sore bukannya mendapatkan sambutan dari saya malah dapat omelan wkwkwk.

Neyna makin agresif, awal dia mengalah lalu ia mulai masa bodoh dengan tangisan adiknya. Jika ia sedang main lalu direbut mainannya kini ia tak segan mencubit atau memukul adiknya.

Neyna mulai sering melawan kepada saya, berteriak dengan keras, memukuli saya. Dan saya pun emosi, belum lagi drama Neyna yang dikit-dikit menangis seolah mencari perhatian saya.

Hingga terjadilah hari itu...

Neyna membuat saya kesal sekali, hingga ayahnya juga marah. Dan yang membuat saya sedih adalah saat Neyna bilang ; TETEH BENCI BUNDA, bunda ga sayang teteh, sayangnya hanya Rayi saja.

Ya Alloh, sedih rasanya potek hati saya mendengar hal itu. Tiada guna materi yang saya berikan karena ternyata anak saya ga hanya butuh materi tapi juga perhatian dan kasih sayang saya sebagai ibunya yang bisa bersikap ADIL.

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagian cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS: Al Anfaal: 28)

Kesalahan Orang Tua Yang Membuat Anak Tidak Rukun


Lalu saya coba merenungkan, apa yang membuat Neyna benci sama adiknya?

Ada beberapa hal yang bisa saya temukan akar permasalahannya terkait hal ini, diantaranya adalah :

  • Meminta Si Sulung Terus Mengalah Dan Mengerti

Memang tak bisa dipungkiri, saya suka darting kalau lagi pakein baju atau nyusuin lalu Neyna minta tolong ini dan itu.

Saya selalu meminta Neyna menunggu, mengalah hingga mengerti keadaan saya yang kerepotan mengasuh adiknya.

Dan respon Neyna selalu bilang "Teteh mah syabaaaarrrrrr jadi anak, tangan bundanya cuman 2".

Sementara itu satu sisi, saya selalu kelelahan bahkan tak jarang kelupaan memenuhi permintaan Neyna. 

Lain waktu, saya selalu meminta Neyna mengalah dan mengerti adiknya yang masih kecil. Saya selalu bilang jika Neyna seharusnya sudah puas dengan mainan A sementara adiknya baru. 

Lalu si sulung dengan terpaksa merelakan apa yang dia mainkan kepada adiknya.

  • Menyuruh Si Sulung Penuhi Kebutuhan Adiknya
"Teteh, tolong itu popok adiknya hurry upppp"
"Teteh, tolong ambilin minum Rayi lekasssss"
"Teteh, jagain Rayi dulu bundanya mau masak/mandi/pipis"

Kalimat perintah yang sering saya lontarkan di rumah. Dan respon Neyna adalah "KUDU KU TETEH WAE" meski gegelendeng tapi tetap ia kerjakan. 


  • Membandingkan Si Sulung Dan Adiknya

"Tuh lihat adenya ga nangis mandi pake air dingin"
"Tuh lihat adenya anteng banget kalau diajak pergi"

Padahal saya sendiri yang pernah nulis "dibandingkan itu ga enak" tapi nyatanya tanpa berdosa saya lontarkan kalimat itu :(.

***

Tidak ada yang salah dengan reaksi Neyna yang akhirnya berkata tidak seharusnya ia punya adik. Tidak ada yang salah ketika Neyna marah dan berkata benci kepada saya.

Yang salah justru adalah SAYA iya orang tuanya, yang entah bagaimana hanya bisa jadi Mamak Tyrex saban hari. 

Saya yang harusnya mengerti, saya yang harusnya tidak banyak menuntut, saya yang harusnya bisa adil.

Tulisan ini saya buat sebagai reminder untuk saya sendiri yang masih harus belajar, belajar lagi dan belajar terus menjadi orang tua.

Saya ga mau kelak anak-anak saya menjadi musuh-musuhan, dengki satu sama lain, tidak saling support, julid sana sini.

Saya ingin kelak Neyna dan Rayi bisa saling mengasihi, menyayangi dan saling support satu sama lain.

Kini saya mencoba sedikit-sedikit kembali lagi untuk mencurahkan waktu buat Neyna, memeluknya saat ia marah, memberikan pengertian untuknya.

Bahkan saya berjanji kelak jika Rayi sudah ga nyusu lagi, Neyna boleh tidur dekat saya lagi.

Memberikan pengertian sedikit-sedikit, mengingatkan selalu pada Neyna untuk menjaga adiknya selama saya tidak di rumah memang tidaklah mudah namun setidaknya saya dan Neyna ingin hubungan ini menjadi hubungan yang kembali sehat lagi.

***

Surprise sekali, saat kemarin saya intip CCTV. Neyna menggandeng Rayi dan menjaganya agar tidak terjatuh. 

mengatasi kecemburuan si sulung, hindari kesalahan menjadi orang tua yang membuat anak cemburu, si sulung membenci adiknya


Saya tahu Neyna anak yang baik dan bisa mengerti, karena itu yang saya lakukan adalah konsisten untuk sama-sama tidak saling menyakiti.



Dan paling utama adalah SABAR....
Walau pada kenyataannya ini sulit sekali sodara-sodara hahaha...

Well, inilah curhatan saya semoga saya bisa terus perbaiki diri dan bisa dijadikan juga pengalaman buat temans untuk TIDAK MELAKUKAN hal yang sama seperti saya.

 Adakah temans yang punya pengalaman serupa ketika si sulung benci adiknya?

Yuk kita sharing :)