POSTS SLIDER

I'm writing about...

Anak Usia Dini Sekolah? Memang Perlu?

Hai Semuanya alhamdulilah kali ini muncul kembali setelah tertelan waktu liburan tempo lalu. Kebetulan anak saya sudah sekolah masuk ajaran tahun ini. 

Usia anak saya masih 4 tahun kurang 2 minggu lah. Yang jadi pertanyannya, anak usia dini sekolah? memang perlu? Keputusan saya memasukkan sekolah tentunya sudah saya fikirkan mateng banget. Tentunya hal ini bukan keputusan sebelah pihak dari saya akan tetapi juga keputusan bersama akang Suami.

Pasti banyak yang bertanya “kenapa kok sudah disekolahkan”? bukannya nambah anak malah Neyna disekolahin? atau nyinyiran “ckckck Tega amat uda nyekolahin” atau dengan sindiran “ngapain masuk TK mahal-mahal sama aja kali TK siy”.

Yups semua itu pasti ada saja sampe ke telinga saya karena keputusan menyekolahkan anak di usia dini menuai Kontra meski ada juga yang Pro *akang suami doang 😆.

Begini teman-teman, sekali lagi saya tidak ingin membenarkan apa yang saya lakukan namun juga saya tidak menutup dengan semua pendapat maupun saran-saran yang berseliweran perihal ini. Saran dari psikolog ter-femes sampe saran dari yang terdekat menjadi pertimbangan bagi saya. 

Kapan-sebaiknya-anak-masuk-sekolah

Pendapat Psikolog Tentang Anak Sekolah Dini

Seperti salah satu pendapat dari teman kece saya Psikolog *Lily Anggraeni* perihal sekolah untuk anak, mau tahu?begini pendapatnya :

“Sebenarnya kalau anak disekolahkan sejak dini tapi kegiatan atau tuntutan di sekolah sesuai dengan usia perkembangan anak maka boleh-boleh saja. Untuk saat ini, fenomena yang terjadi adalah banyaknya ibu-ibu muda yang bekerja sehingga tidak bisa mengasuh anak secara langsung tapi tidak punya ART atau ART yang bisa dipercaya untuk mengurus anak.Maka ibu-ibu tersebut memasukkan anaknya ke baby school atau misal ada ibu-ibu yang belum siap dengan banyaknya tuntutan pekerjaan rumah dan mengurus bayi/balita sehingga merasa tidak waras, dan berupaya mencari kewarasan dengan memasukkan anaknya ke sekolah dini. Lalu muncul pertanyaan-pertanyaan “oh anaknya masuk baby school ya umur 18 bulan?wah memang boleh ya sekolah sejak umur segitu?” nah itu kita kembalikan lagi dengan melihat kesesuaian kurikulum di sekolah dengan kebutuhan anak tadi.Jadi, sebenarnya tidak hanya usia yang menjadi patokan untuk orang tua memasukkan anaknya ke sekolah akan tetapi juga kurikulum untuk anak yang diberikan di sekolah. Usia 4 tahun sendiri pemenuhan kebuthan belajarnya masih bisa di penuhi di rumah, Cuma masalahnya tadi tidak semua orang tua mampu secara waktu, tenaga ataupun PENGETAHUAN.Apabila dari karakteristik sendiri sih, anak sudah lebih mandiri dan punya kemampuan berfikir yang minimum untuk bisa belajar dan berinteraksi secara social adalah usia 4 tahun. Secara perilaku, anak usia 4 tahun sudah mulai bisa mengerti hubungan sebab-akibat, sudah bisa pergi ke toilet sendiri, sudah bisa bermain bersama, mengantri dan mau menunggu giliran.Secara bahasa, anak usia 4 tahun juga sudah bisa mengungkapkan kebutuhannya secara jelas. Kalau mau lebih nyaman lagi memasukan anak sekolah usia 5 tahun mereka sudah lebih matang untuk belajar.”

Kemudian saya pun bertanya perihal masalah adanya yang mengatakan jika sekolah terlalu dini kelak anak akan merasa bosan nah seperti itu bagaimana?

Jawabannya dari beliau : “ Pertanyaannya adalah (lah tadi jawaban sekarang pertanyaan consist please :p) apa kegiatan yang dilakukan di sekolah sampe anak bosan?apakah kegiatannya berulang dan begitu-gitu saja disetiap semesternya?mungkin itulah yang membedakan sekolah yang harganya biasa dengan yang mahal karena keanekaragaman aktifitas juga mempengaruhi. Dan juga aktifitas yang diberikan harus sesuai tugas perkembangan, karena bosan bisa dua sebabnya yakitu kegiatannya tidak menantang atau kegiatannya terlalu sulit”.

Dan pertanyaan selanjutnya dari saya “apakah ada tolok ukur untuk melihat kesiapan anak sekolah?”

Jawaban : “Ada tes untuk melihat kematangan anak umumnya dilakukan saat anak akan masuk SD. Kalau anak pas TK lebih kepada evaluasi perkembangan. Kalau masih ada aspek dengan GAP yang besar jadi bisa ddi fokusin lagi ke pengembangannya.Misalnya, Di SD sangat dibutuhkan keseimbangan sebagai dasar untuk konsentrasi dalam belajar. Pas di TK dilihat, keseimbangan anak udah sesuai dengan umurnya apa belum?kalau belum nanti kegiatannya lebih banyak di fokusin ke perkembangan keseimbangan. Seperti : Jalan di balok titian, engklek dsb.Atau kalau Nampak sepele tapi penting, anak belum paham kanan-kiri, koordinasi motorik belum bagus padahal itu penting untuk modal anak membaca dan menulis maka anak lebih banyak diajak untuk kegiatan-kegiatan motoric seperti senam, menari, tebak gerak dan sebagainya”

Gimana temans? sudah bisa ditarik intisarinya? silahkan merenungi masing-masing yah ssstttt ga perlu dibisikin ke yang lain apalagi kepada si nyinyir khawatir bikin ketar ketir karena tersindir *apa coba* 

Alasan Anak Sekolah di Usia Dini


Kalau teteh Bella sendiri gimana?nah kalau saya mengapa akhirnya memasukkan anak ke sekolah?jadi gini saya sangat mengetahui kondisi Neyna, kalau boleh saya jabarkan sebagai berikut :
  • Neyna memiliki adaptasi yang lambat dalam arti ia membutuhkan waktu untuk bisa menerima lingkungan baru dengan mudahnya
  • Neyna hanya bersosialisasi dengan kedua kucing kami  dan ART kami saja selepas saya dan akang suami bekerja. Padahal Neyna cukup cerewet bercerita kasian kalau pendengarnya cuman dua ekor kucing yang makannya ga pernah kenyang 😉
  • Kondisi lingkungan rumah, kami tinggal bukan di komplek perumahan yang memiliki anak-anak sebaya, karena lingkungan rumah kami dikelilingi kebun dan pohon bambu (bilang saja kampung hehehe) temannya hanya sepupunya yang sudah sekolah
  • Neyna sudah memiliki keinginan untuk sekolah karenanya saya coba diusianya 3 tahun 4 bulan ikut sekolah ngaji dan menginjak usia 3 tahun 11 bulan saya masukin TK A
  • Neyna masih malu-malu kucing jika bertemu dengan orang baru 

Dan dari saya sendiri sadar belum mampu memberikan fasilitas bermain yang mumpuni yang bisa membuat Neyna makin bereksplor mengembangkan kemampuan motoriknya.

Dari keadaan seperti itu saya melihatnya kasian jika mengganggur di rumah dengan rutinitas yang monoton. Dan saya sempat baca-baca artikel namun belum sampe baca bukunya seorang psikolog dari Amerika Serikat, David Elkind, dalam bukunya yang berjudul "Hurried Child, Growing Up Too Fast Too Soon". Didalamnya membahas tentang Hurried Child. 

Noooo saya bukan ingin menjadikan Neyna mengidap syndrome Hurried Child yakni memaksakan kehendak dan harapan saya sehingga mempercepat perkembangannya menjadi tidak sesuai dengan tahapan usianya. Meski memang ada kekhawatiran saya jika anak saya ke-tua-an kalau masuk sekolah yang pada akhirnya bisa kena bully. 

Atau beberapa ambisi pribadi saya yang ga kesampean waktu masih kecil kemudian saya lampiaskan ke Neyna?NO saya bahkan tidak memikirkan seperti itu biarlah ambisi saya selagi kecil menguap bak kentut yang nyaring bunyinya.

Namanya ortu yes? saya pengen tentunya yang terbaeekss untuk si Cintah. Dan masih menurut David Elkind, 
“jika orangtua mampu menyediakan pendidikan anak usia  pra sekolah di rumah, cukup kompeten serta punya dedikasi, dalam pengertian cukup waktu dan energi untuk menstimulasi anak secara khusus. Sebenarnya preschool tidaklah penting. Terlebih jika lingkungan rumah memungkinkan anak bermain dengan teman sebaya dan bertemu orang dewasa selain orang tua. Namun jika kondisi yang terjadi justru sebaliknya,  itu tandanya preschool menjadi hal yang penting.” *dicomot dari mommiesdaily

Dan akhirnya saya menyekolahkan Neyna di TK dengan kurikulum yang saya suka, fasilitasnya mendukung meski biayanya bikin saya dan akang suami berjanji saling support untuk mencari uang 😊

Jadi masihkah mau menghujat saya sebagai teteh bella orang tua yang tega? itu mah terserah temans hahaha diakui teteh bella syukur sebagai orang tua yang mau berikan yang terbaik atau yang tega mangga feel free saja. Karena bagi saya menyekolahkan anak itu disesuaikan dengan kebuutuhan serta kemampuan saya maupun akang suami sebagai orang tuanya

Akhirul kalam tulisan ini saya buat sekali lagi bukan untuk membela apa yang saya yakini akan tetapi saya mau sampaikan “Anakku sekolah dini, memang perlu?” kalau saya PERLU. Ada yang mau share yuk share yu….




Komentar

  1. Bener juga memang semua tergantung kebutuhan ya mom ^_^

    BalasHapus

Posting Komentar

Selesai baca yuk tinggalin jejak komennya ^^
Haturnuhun